R-10-2 : Raihlah Puncak Prestasi Dunia dan Akhirat

R-10-2 : Raihlah Puncak Prestasi Dunia dan Akhirat

Selasa, 12 Maret 2019


KEPEMIMPINAN ( LEADING )

            Semua orang punya potensi untuk menjadi pemimpin.  Potensi ini kerap kali masih sederhana, atau tanpa pengalaman maupun keyakinan/rasa percaya diri, sehingga menghalangi seseorang  untuk tampil menjadi pemimpin. Meskipun demikian, kesempatan untuk jadi pemimpin muncul setiap hari. Bahkan, individu yang paling enggan sekali pun kadang-kadang terpaksa menjadi pemimpin. Semakin siap  seseorang untuk menghadapi tantangan, semakin siap pula  ia untuk   mengebangkan ketrampilan baru dan meningkatkan keyakinan atau rasa percaya diri maupun pengertian terhadap pribadinya sendiri.
            Ketrampilan memimpin dapat diperoleh melalui latihan dan usaha. Proses ini kerap kali dimulai ketika seseorang menyadari bahwa dirinya ternyata memiliki kualitas dan kekuatan yang biasanya dihubungkan dengan kepemimpinan. Mereka sendiri terkejut dengan sumber daya yang ada pada dirinya sendiri. Ketika muncul kekuatan semacam ini, yakni kekuatan yang ada didalam diri seseorang, maka keberadaan seperti itu akan tidak mudah terlupakan. Latihan secara teratur terhadap kekuatan yang ditemukan dapat menghasilkan rasa puas dan pencapaian yang lebih jauh lagi.
            Setiap situasi memiliki perbedaannya sendiri. Meskipun kejadian-kejadian yang penting tampak gemerlapan dan dapat menarik perhatian, namun kejadian-kejadian yang lebih rutin juga menguntungkan bagi perkembangan kepemimpinan. Setiap kesempatan untuk memimpin dapat memberikan praktek dan pengalaman yang berharga. Ini merupakan  persiapan untuk kejadian yang lebih besar di masa mendatang.
            Para pemimpin yang potensial juga harus mengakui bahwa bersama-sama dengan peranan itu terdapat pula tanggung jawab. Memimpin atau memikul  tanggung jawab terjadi tidak pernah mudah dan kepemimpinan  yang efektif memerlukan usaha yang luar usaha besar atau berat. Ini tidak hanya berarti tekanan, stress, dan tantangan, tetapi juga  kepuasan yang luar biasa jika tugas itu dapat dicapai dengan baik.
            Karena  orang kebanyakan menjadi pengikut dalam hampir setiap  waktu, maka setiap upaya untuk mengembangkan kepemimpinan harus mencakup ketrampilan untuk mengikuti orang lain juga. Dua rangkaian ketrampilan ini memang saling melengkapi. Pendukung  yang trampil tahu tentang bagaimana  caranya memberikan sumbangan untuk kesuksesan seorang pemimpin. Sementara seorang pemimpin  yang baik selalu bertindak atas nama para pendukungnya.
            Paling tidak ada tujuh bidang yang sangat penting bagi  sebuah kepemimpinan  yang baik. Dengan menggunakan  pendekatan selangkah demi selangkah, sehingga tujuan  untuk menjadi pemimpin yang baik, baik dalam peranan utama maupun dalam peranan yang kecil, melalui pemahaman yang baik terhadap persyaratan kepemimpinan, dan juga melalui praktek dan ketrampilan menjadi seorang pemimpin.

Mengembangkan Kesadaran


            Langkah pertama kepemimpinan yang baik  adalah mengembangkan kesadaran tentang diri kita sendiri. Para pemimpin memerlukan waktu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dari tingkah lakunya sendiri. Ini dapat memberikan dasar  untuk memperbaiki prestasi maupun meningkatkan keyakinan, rasa percaya diri dan memahami orang lain. Para pemimpin yang tidak memiliki pengertian terhadap pribadinya sendiri  ibarat seorang musikus yang tuli terhadap  nada-nada musik. Bahkan sekalipun mereka  memperoleh ketepatan teknik melalui latihan dan praktek, namun mereka harus memulai setiap pertunjukan dengan  ketidak beruntungan yang nyata. Mereka memerlukan rasa seni  dan ilmu pengetahuan untuk mengetahui nada sumbang yang dihasilkan oleh para pemain musiknya.

Memahami Orang


            Langkah kedua untuk menjadi pemimpin  yang baik adalah  memahami orang lain. Ini menekankan pentingnya perbedaan individu dalam arti dorongan,impian, dan ambisi.Para pemimpin harus sadar akan adanya kepercayaan bahwa semua orang itu benar-benar sama. Padahal mereka ini jelas tidak sama, dan bahkan tidak demokratis untuk memaksakan bahwa mereka ini  benar-benar sama.. Perbedaan, dan bukannya kesamaan, yang membuat kelompok-kelompok menjadi kuat dan hidup menjadi menyenangkan. Jika individu itu dikumpulkan menjadi satu sebagai benar-benar sama, maka mereka pun menjadi terampas kebebasan dan kepribadiannya.

Kekuasaan dan Wewenang


            Langkah ketiga untuk menjadi pemimpin yang baik adalah menekankan pentingnya pemahaman terhadap masalah kekuasaan dan wewenang. Jika individu menerima tanggung jawab kepemimpinan, maka mereka juga akan menghadapi  tantangan untuk menjalankan kekuasaan secara bijaksana demi kepentingan kelompoknya secara  keseluruhan.
            Gelar pemimpin tidaklah dengan sendirinya menciptakan kepemimpinan, harus ada hubungan yang positif antara yang memimpin dan yang dipimpin. Diskusi, umpan balik, dan debat sangat penting artinya, sehingga pemimpin dapat belajar dari para anggota lainnya dalam kelompok itu. Menekan, mengabaikan, atau menakut-nakuti pandangan yang berbeda dalam sebuah kelompok merupakan tanda dari seorang pemimpin yang lemah dan ketakutan, sehingga harus bersembunyi dibalik  sebuah peranan agar supaya dapat mengendalikan kelompok itu.
            Masalah kedewasaan kelompok itu sebagian  dapat dipecahkan jika para pemimpin juga belajar ketrampilan untuk mendelegasikan wewenang. Untuk proses pelimpahan wewenang ini ada tahap-tahap yang harus dilalui diantaranya yaitu :
ü  Menentukan tugas
ü  Menunjukkan mengapa hal itu penting
ü  Menjelaskan berbagai harapan apapun
ü  Menilai dan mendiskusikan hasil-hasilnya

Komunikasi


            Semua pertukaran social  maupun pekerjaan  sangat tergantung pada komunikasi. Ini merupakan alat untuk  saling berbagi ide, perasaan, dan sumber daya. Jika komunikasi putus, maka ketidaksepakatan dan kesalahpahaman pun segera akan terjadi. Meskipun demikian, ketrampilan komunikasi sering kali dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan diterima begitu saja.
            Orang juga beranggapan bahwa rekan-rekan yang berbicara dengan bahasa yang sama akan tinggal menunggu waktu saja, di samping usaha dan kesungguhan, untuk dapat berkomunikasi dengan sukses. Pandangan yang optimis ini jelas  mengabaikan dampak emosi, motivasi, kecerdasan, pengambilan resiko, maupun persaingan disamping banyak masalah lainnya. Karena alasan ini,  komunikasi merupakan langkah keempat untuk menjadi pemimpin yang baik.
            Komunikasi didasarkan  pada memberi dan menerima informasi. Dalam bentuknya  yang paling sederhana, komunikasi terdiri dari dua kegiatan : mendengarkan dan berbicara. Sesungguhnya, kedua-duanya memerlukan sikap atau tingkah laku yang sangat rumit dan mengunakan pengalaman selama hidupnya
            Bahkan pertemuan singkat yang hanya berupa salam biasa sekalipun merupakan hasil dari praktek selama bertahun-tahun.
Melalui cara mencoba-coba dalam waktu yang lama, individu-individu menciptakan gaya memberikan salam mereka secara pribadi. Mereka  menjadi begitu terampilnya sehingga mereka  juga tahu bagaimana caranya menyesuaikan hal ini untuk memenuhi kebutuhan yang senantiasa berubah dalam setiap situasi.

Mengambil Keputusan


            Langkah selanjutnya untuk menjadi pemimpin yang baik adalah pengambilan keputusan. Apakah seorang pemimpin melakukannya sendirian atau dalam kelompok,  namun yang penting adalah  bahwa para pendukungnya melihat pemimpin mereka bertindak atas nama mereka dengan keyakinan.rasa pecaya diri. Jika diskusi tentang suatu keputusan selesai dilakukan, maka pemimpinlah yang menyatakan  bahwa saatnya telah tiba untuk mengambil tindakan. Ketrampilan untuk mengambil keputusan dapat diperbaiki atau ditingkatkan dengan memfokuskan diri pada beberapa masalah berikut ini :
ü  Apakah yang diprioritaskan ?
Prioritas itu memiliki dua sifat : mendesak dan penting. Tugas pemimipin adalah mengenalinya dan bertindak berdasarkan sifat-sifat tersebut. Penentuan prioritas dimulai dengan meneliti semua keputusan yang diperlukan baru-baru ini oleh pemimpin dan kelompok itu. Semuanya ini dapat dimasukkan kedalam daftar persiapan diskusi oleh kelompok  secara keseluruhan  atau untuk dipelajari oleh individu-individu maupun oleh kelompok kerja lainnya.
ü  Menentukan tujuan  dengan jelas
Tujuan adalah sasaran yang umum dan relistis untuk dicapai. Dalam pengambilan keputusan, tujuan dapat menjelaskan dan menegaskan syarat dan hasil akhir yang diinginkan untuk keputusan itu. Tujuan dapat memberikan arah untuk proses pengambilan keputusan. Meskipun demikian , kebutuhan untuk mencapai hasil yang khusus itu juga harus diimbangi dengan sikap yang fleksibel. Kadang-kadang , harapan yang terlalu tinggi akan menghalangi kesuksesan, karena criteria  untuk menentukan pilihan menjadi terlalu kaku.

ü  Pendekatan yang sistematis
Selalu ada resiko yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Yang paling jelas adalah menentukan pilihan yang keliru. Kekuatan yang tersembunyi dan lingkungan yang tidak terlihat dapat merongrong keputusan yang terbaik. Meskipun demikian, studi yang cermat tentang semua informasi dapat membawa kepada keputusan yang lebih efektif.

Meciptakan Visi/Wawasan


Visi atau wawasan  adalah lampu jarak jauh yang dapat  memberikan arah untuk setiap upaya. Jika jelas dan cemerlang, maka perhatian orangpun akan tertarik dan minat serta keingintahuannya  pun akan terangsang. Bahkan sekalipun rinciannya samar-samar atau tidak jelas, namun visi  dapat digunakan sebagai pengingat bahwa banyak  yang ada dalam hidup ini selain yang biasa dan rutin. Para pemimpin yang menawarkan visi kepada para rekannya  mereka akan dapat mengilhami sekurang-kurangnya sebanyak tindakan yang sungguh-sungguh seperti yang menjanjikan  uang status dan pengaruh.
Jika para pemimpin  menguraikan visi dengan cara yang dapat menyentuh  para pendukungnya, maka merekapun akan dapat menarik komitmen atau tanggung jawab yang kuat. Visi dapat menciptakan tujuan umum yang sekaligus juga menciptakan kesatuan tindakan.  Menciptakan visi merupakan langkah menuju pengembangan menuju kepemimpinan yang baik dan ini merupakan langkah yang sangat penting.


Memimpin  atau memikul tanggung jawab


            Langkah selanjutnya untuk menjadi pemimpin yang baik adalah mempergunakan ketrampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang anda peroleh dari langkah-langkah sebelumnya. Setiap langkah  menyoroti sebuah topik  kepemimpinan . ini mencakup kesadaran dan pengembangan pribadi, hubungan dengan rekan dan memahami motivasi, pengunaan kekuatan secara tepat, ketrampilan komunikasi, pengambilan keputusan , dan menciptakan visi.
            Prestasi yang baik atau meningkat berarti bahwa para pemimpin  harus bertangung jawab atas pemikiran mereka atas setiap langkah, termasuk bertanggung jawab atas perubahan sikap atau tingkah laku mereka. Langkah terakhir merupakan tinjauan terhadap langkah-langkah sebelumnya. Ini mencakup penilaian kekuatan dan kelemahan dari pelaksanaan kepemimpinan dalam pengertian dalam langkah-langkah sebelumnya. Tugasnya adalah untuk mengenali apa yang dapat berjalan dengan dan apa pula yang belum dapat berjalan dengan baik. Ini dapat meberikan informasi guna menciptakan  rencana tindakan untuk pengembangan kepemimpinan selanjutnya.














Daftar Pustaka :

1.    Azas-azas Manajemen, George R Terry, Penerbit Alumni 1986 ,Bandung
2.    Manajemen, James F stoner & R Edwar Freman, Intermedia, Jakarta
3.    Succesful Leadership in Week , Carol A, O’Connor, Hooder & Stoughton 1992, England


Tidak ada komentar:

Posting Komentar