Ketika selesai ujian akhir sidang, ngobrol sama teman sambil nunggu koreksian tugas akhir. Dapat kabar bahwa ada anak MIPA yang meninggal ketabrak kereta(innalillahi wa innailaihirajiun), obrolan berlanjut pada masalah kematian yang pasti kita akan juga mendapatinya, entah kapan dan bagaimana carannya kita tidak tahu (harapan tentu husnul khotimah, insyaAllah). Namun ketika ngobrol masalah mati teman merasa takut dan berharap obrolan masalah mati jangan dilanjutkan.
Inilah permasalahanya Kenapa kita seolah-olah melupakan kematian, padahal ia adalah suatu kepastian yang akan kita hadapi, bukankah seharusnnya kita harus lebih serius mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapinnya, bukan malah melupakan dan mengabaikannnya.
Tapi, untuk hal yang belum pasti kita mau berkorban apa saja, apakah itu waktu,uang dan sebagainya. Sudah berapa uang, waktu dan tenaga yg kita habiskan untuk kuliah hanya untuk bekal masa depan seperti jabatan, karir, harta, yang sebenarnya itu belum pasti akan kita dapatkan.
Dalam islam kita diajarkan untuk seimbang, seimbang dunia dan akhirat, berusahalah untuk duniamu seolah kamu hidup untuk selamannya dan berusahalah untuk akhiratmu seolah kamu akan mati esok. Barang siap yang mengejar dunia dia hanya akan mendapatkan dunia saja, tapi barang siapa yang mengejar akhirat maka dunia dunia akan dia dapatkan juga.
Kemegahan dunia adalah suatu yang tidak pasti sedangkan akhirat adalah suatu yang pasti.
Minggu, 23 Mei 2010
Jumat, 30 April 2010
Habis-habisan untuk yang belum pasti...dan melupakan suatu yang sudah pasti
Sudah begitu banyak pengorbanan yang kita lakukan untuk suatu yang belum pasti. Sudah berapa uang yang dikeluarkan utk biaya kita sekolah dari SD-kuliah hanya untuk mengapai sesuatu yang belum pasti. Berhasil kuliah dengan hasil baik belum ada kepastian. Bekerja dengan jabatan yang tinggi juga belum pasti. Punya kekayaan yang banyak juga belum pasti. Pekrjaan, jabatan, kekayaan, dan kemewahan dunia semuanya tidak pasti. Tapi mengapa kita begitu rela berkorban untuk sesuatu yang belum pasti.Mengorbankan waktu, biaya, dan segalanya untuk suatu yang belum pasti
Apakah sebanding pengorbanan dan persiapan yang kita lakukan untuk sesuatu yang sudah pasti. Apakah waktu, biaya, dan segalanya yang dibutuhkan utk sesuatu yang sudah pasti itu sudah sebanding pengorbanannya dengan yang belum pasti tadi, Hanya kita yang tahu.
Apakah sesuatu yang pasti itu???.....Ialah Kematian, alam kubur dan akhirat.
Apakah sebanding pengorbanan dan persiapan yang kita lakukan untuk sesuatu yang sudah pasti. Apakah waktu, biaya, dan segalanya yang dibutuhkan utk sesuatu yang sudah pasti itu sudah sebanding pengorbanannya dengan yang belum pasti tadi, Hanya kita yang tahu.
Apakah sesuatu yang pasti itu???.....Ialah Kematian, alam kubur dan akhirat.
Senin, 05 April 2010
Hidup Adalah Perjuangan....habis
Berjuang Untuk Memfungsikan Akal dengan Baik
Salah satu kenikmatan terbesar yang kita peroleh adalah akal. Dan puncak kenikmatan akal adalah ilmu. Barang siapa yang telah mencapai puncak itu di dunia berarti ia telah mencapai sebuah puncak. Akan tetapi puncak itu tentu tidak dapat digapai, jika akal tersebut tidak kita manfaatkan dengan baik. Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan puncak itu telah tampak sejak ia masih belia. Ia memiliki semangat yang tinggi untuk selalu mencari hal-hal yang paling baik dari sesuatu, selain yang umum diketahui oleh manusia. Ia selalu melatih akalnya.
Selalu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda adalah satu cara mengolah dan mengaktifkan akal dengan baik. Jika ada yang berkata, “ kalau aku memiliki keinginan kuat, namun tetap saja tidak dikarunia rezeki, lalu dimana salahnya?” Jawabnya,”Kalau rezeki itu tidak didapat dari satu jalan, maka pasti bisa diperoleh dari jalan yang lain.” Teori ini sama saja ketika kita menghadapi sebuah masalah rumit, yang belum dapat kita temukan pemecahannya. Caranya, mungkin kita perlu mengubah sudut pandang kita terhadap masalah itu, agar kita punya jalan buat memahaminya dan menyelesaikannya.
Sebagai manusia kita dituntut untuk memfungsikan akal. Sebab akal bukanlah sebuah perhiasan yang hanya buat disimpan. Tapi kita diperintahkan untuk selalu mengunakannya untuk berpikir agar ketajamannya selalu terasah sehingga kita dapat memahami hakekat hidup dan kehidupan ini. Kecuali berpikir kepada hal-hal yang memang dilarang Allah, seperti memikirkan Dzat-Nya dan perkara-perkara ghaib lainnya yang memang di luar jangkauan dan kemampuan akal itu sendiri.
Orang yang tidak mengunakan akalnya untuk berpikir, ia akan terus menerus hidup dalam kelalaian; yaitu ketidak pedulianterhadap sesuatu, tidak menghiraukan dan penuh dengan kecerobohan. Dan agar kita tidak seperti itu, minimal dengan selalu melihatsesuatu dari sisi yang berbeda, atau dari sudut pandang yang lain, maka akan membantu kita mengasah akal untuk menemukan hal baru dalam hidup ini.
Demikianlah gambaran atau pandangan saya tentang salah satu sisi dari perjuangan dalam hidup kita ini, karena hidup ini hanya sebentar, kita tidak memiliki apa-apa selain amal untuk menemani ke akhirat kelak, renungan seperti ini perlu kita jadikan rutinitas dan suatu kebutuhan untuk memantapkan keyakinan kita, dengan kemantapan keyakinan maka perjuangan hidup kita menjadi lebih kuat, dan perlu kita ketahui juga seseorang tidak akan kuat apabila berpecah belah, dan seseorang akan menjadi kuat apabila berjuang secara bersama-sama. Itulah inti dari dari perjuangan hidup.(sumber tarbawi)
Salah satu kenikmatan terbesar yang kita peroleh adalah akal. Dan puncak kenikmatan akal adalah ilmu. Barang siapa yang telah mencapai puncak itu di dunia berarti ia telah mencapai sebuah puncak. Akan tetapi puncak itu tentu tidak dapat digapai, jika akal tersebut tidak kita manfaatkan dengan baik. Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan puncak itu telah tampak sejak ia masih belia. Ia memiliki semangat yang tinggi untuk selalu mencari hal-hal yang paling baik dari sesuatu, selain yang umum diketahui oleh manusia. Ia selalu melatih akalnya.
Selalu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda adalah satu cara mengolah dan mengaktifkan akal dengan baik. Jika ada yang berkata, “ kalau aku memiliki keinginan kuat, namun tetap saja tidak dikarunia rezeki, lalu dimana salahnya?” Jawabnya,”Kalau rezeki itu tidak didapat dari satu jalan, maka pasti bisa diperoleh dari jalan yang lain.” Teori ini sama saja ketika kita menghadapi sebuah masalah rumit, yang belum dapat kita temukan pemecahannya. Caranya, mungkin kita perlu mengubah sudut pandang kita terhadap masalah itu, agar kita punya jalan buat memahaminya dan menyelesaikannya.
Sebagai manusia kita dituntut untuk memfungsikan akal. Sebab akal bukanlah sebuah perhiasan yang hanya buat disimpan. Tapi kita diperintahkan untuk selalu mengunakannya untuk berpikir agar ketajamannya selalu terasah sehingga kita dapat memahami hakekat hidup dan kehidupan ini. Kecuali berpikir kepada hal-hal yang memang dilarang Allah, seperti memikirkan Dzat-Nya dan perkara-perkara ghaib lainnya yang memang di luar jangkauan dan kemampuan akal itu sendiri.
Orang yang tidak mengunakan akalnya untuk berpikir, ia akan terus menerus hidup dalam kelalaian; yaitu ketidak pedulianterhadap sesuatu, tidak menghiraukan dan penuh dengan kecerobohan. Dan agar kita tidak seperti itu, minimal dengan selalu melihatsesuatu dari sisi yang berbeda, atau dari sudut pandang yang lain, maka akan membantu kita mengasah akal untuk menemukan hal baru dalam hidup ini.
Demikianlah gambaran atau pandangan saya tentang salah satu sisi dari perjuangan dalam hidup kita ini, karena hidup ini hanya sebentar, kita tidak memiliki apa-apa selain amal untuk menemani ke akhirat kelak, renungan seperti ini perlu kita jadikan rutinitas dan suatu kebutuhan untuk memantapkan keyakinan kita, dengan kemantapan keyakinan maka perjuangan hidup kita menjadi lebih kuat, dan perlu kita ketahui juga seseorang tidak akan kuat apabila berpecah belah, dan seseorang akan menjadi kuat apabila berjuang secara bersama-sama. Itulah inti dari dari perjuangan hidup.(sumber tarbawi)
Selasa, 30 Maret 2010
Hidup Adalah Perjuangan....lanjutan
Berjuang Melatih Diri untuk Berprasangka Baik
Dalam keseharian kita, ketika menemukan sesuatu yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran yang kita pahami, seketika itu kita akan bereaksi. Entah dengan ekspresi ucapan, tindakan, atau mungkin hanya sekedar umpatan dalam hati. Dan ekspresi itu sering kali mengarah kepada prasangka negatif.
Padahal yang sangat biasa misalnya kita ditengah jalan yang biasa dilalui orang banyak, kita menemukan kotoran anjing, secara cepat perasaan kita terganggu dengan umpatan yang akan keluar untuk anjing itu. Tapi bagi orang yang berprasangka baik ia akan berpikir bahwa mungkin sebentar lagi Allah akan menurunkan hujan dari langgit, karena tidak ada yang akan menyingkirkan kotoran anjing itu dari tengah jalan kecuali hujan lebat yang menyingkirkan setiap kotoran. Ini sekedar contoh prasangka baik dari orang yang selalu melihat sisi lain dari sesuatu, meskipun itu hal negatif.
Begitu juga ketika kita menyaksikan seorang lelaki dan perempuan berada disebuah tempat, maka kita akan berprasangka baik bahwa keduanya adalah suami istri yang bersantai berdua. Hal ini akan lebih baik dari pada kita menyimpulkan bahwa keduannya sedang berselingkuh atau melakukan hal-hal yang negatif. Kecuali jika kita mengenal orang itu dan kita bisa membuktikan bahwa keduanya sedang melakukan hal-hal yang mungkar, yang melanggar aturan-aturan Allah SWT.
Selalu melihat sisi lain dari sesuatu akan memalingkan kita dari prasangka buruk yang akan merugikan kita sendiri. Maka jika kita orang yang banyak berprasangka buruk, barang kali kita perlu mencoba selalu melihat sisi yang berbeda. Mudah-mudahan dengan sikap seperti itu akan menghilangkan prasangka buruk kita kepada Allah, kepada manusia, atau kepada apa saja yang mungkin mengganggu perasaan kita.
Berjuang Melatih Kemampuan Sensitivitas dan Menghaluskan Perasaan
Orang yang mampu melihat sesuatu dari dua sisi, biasanya memiliki sensitivitas dan kewaspadaan yang tinggi. Sehingga ia dapat mengambil manfaat dari apa yang dilihat dan dirasakan.
Seorang alim terkenal bernama al Junaid berkata, bahwa suatu ketika Sary As Saqthiy meberikan kepadanya sehelai kain bertuliskan, sebait puisi” aku menangis. Tahukah apa yang membuatku menangis? Aku menagis karena khawatir engkau meningalkanku dan engkau putuskan hubungan kita lalu engkau lari dariku.” Ungkapan ini didengar as Saqtiy dari seorang gembala kambing yang melantunkannya disebuah jalan di Makkah.
Betapa kuatnya pengaruh puisi diatas bagi seorang As Saqthiy sehingga ia ingin agar Al Junaid juga tahu akan apa yang dia dengar dari pengembala kambing itu. Dia berangapan bahwa orang lain pun sangat layak mendengar apa yang ia dengar itu.
Ada banyak orang yang memiliki tabiat kasar dan pemahaman yang rendah. Sebagian nereka, saat mendengar kalimat seperti diatas, selalu tak nyaman. Tidak heran jika mereka melarang orang lain untuk mendengarkan bait-bait syair dan senandung, karena mereka hanya membawa kata-kata itu pada tujuan-tujuan hawa nafsu. Al Junaid dan As Saqthiy adalah orang yang perlu kita tiru. Jika kita melihat kedua orang itu, maka akan kita saksikan bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi dan mengerti apa yang sedang ia dengar, karena mereka selalu melihat sisi yang berbeda. Itulah yang membedakan mereka dengan orang-orang yang berwatak kasar, mengingkari ungkapan-ungkapan seperti itu karena tidak memahami maknanya.
Mereka yang arif dapat mengabil pelajaran dari makna yang terdalam dalam kata-kata seperti diatas. Ia seperti sedang berbicara dengan kekasihnya dengan makna bait diatas, “Aku menangis karena rasa khawatir Engkau palingkan wajah-Mu dan engkau menjauh dari-Ku.” Itulah sisi lain yang ditangkap As Saqhtiy.
Kesadaran rohaninya yang begitu tinggi langsung hidup ketika mendengarkan ungkapan itu pertama kali. Sehingga dapat mengambilnya sebagai suatu yang penting yang tersirat dari apa yang dikatakan oleh orang-orang awam, sekalipun.
Ibnu Aqil juga pernah menuliskan sebuah senandung kepada para syaikh terkemuka yang ia dengar dari seorang wanita. Senandung itu adalah, “Kucuci ia sepanjang malam. Kupijit ia sepanjang hari. Ia keluar mencari selain diriku. Jatuhlah ia ditanah yang kotor.” Selintas kita mungkin menangkapnya sebagai sebuah rintihan dari seorang wanita yang ditinggal suaminnya lalu mencari kesenangan dengan wanita-wanita lain yang bermoral rendah. Tapi ibnu aqil menangkapnya dari sisi lain yang maknannya, “ wahai hamba-Ku, Aku telah sempurnakan ciptaanmu, Aku telah perbaiki seluruh urusanmu, dan aku sempurnakan bentuk tubuhmu, namun engkau hadapkan wajahmu kepada selain diriku. Cobalah engkau lihat apa akibat yang menimpamu jika engkau menentang-Ku.”
Sungguh sebuah perasaan yang halus yang lahir dari sebuah kejernihan dan kebeningan mata hati karena selalu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda. sbr tbw
Dalam keseharian kita, ketika menemukan sesuatu yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran yang kita pahami, seketika itu kita akan bereaksi. Entah dengan ekspresi ucapan, tindakan, atau mungkin hanya sekedar umpatan dalam hati. Dan ekspresi itu sering kali mengarah kepada prasangka negatif.
Padahal yang sangat biasa misalnya kita ditengah jalan yang biasa dilalui orang banyak, kita menemukan kotoran anjing, secara cepat perasaan kita terganggu dengan umpatan yang akan keluar untuk anjing itu. Tapi bagi orang yang berprasangka baik ia akan berpikir bahwa mungkin sebentar lagi Allah akan menurunkan hujan dari langgit, karena tidak ada yang akan menyingkirkan kotoran anjing itu dari tengah jalan kecuali hujan lebat yang menyingkirkan setiap kotoran. Ini sekedar contoh prasangka baik dari orang yang selalu melihat sisi lain dari sesuatu, meskipun itu hal negatif.
Begitu juga ketika kita menyaksikan seorang lelaki dan perempuan berada disebuah tempat, maka kita akan berprasangka baik bahwa keduanya adalah suami istri yang bersantai berdua. Hal ini akan lebih baik dari pada kita menyimpulkan bahwa keduannya sedang berselingkuh atau melakukan hal-hal yang negatif. Kecuali jika kita mengenal orang itu dan kita bisa membuktikan bahwa keduanya sedang melakukan hal-hal yang mungkar, yang melanggar aturan-aturan Allah SWT.
Selalu melihat sisi lain dari sesuatu akan memalingkan kita dari prasangka buruk yang akan merugikan kita sendiri. Maka jika kita orang yang banyak berprasangka buruk, barang kali kita perlu mencoba selalu melihat sisi yang berbeda. Mudah-mudahan dengan sikap seperti itu akan menghilangkan prasangka buruk kita kepada Allah, kepada manusia, atau kepada apa saja yang mungkin mengganggu perasaan kita.
Berjuang Melatih Kemampuan Sensitivitas dan Menghaluskan Perasaan
Orang yang mampu melihat sesuatu dari dua sisi, biasanya memiliki sensitivitas dan kewaspadaan yang tinggi. Sehingga ia dapat mengambil manfaat dari apa yang dilihat dan dirasakan.
Seorang alim terkenal bernama al Junaid berkata, bahwa suatu ketika Sary As Saqthiy meberikan kepadanya sehelai kain bertuliskan, sebait puisi” aku menangis. Tahukah apa yang membuatku menangis? Aku menagis karena khawatir engkau meningalkanku dan engkau putuskan hubungan kita lalu engkau lari dariku.” Ungkapan ini didengar as Saqtiy dari seorang gembala kambing yang melantunkannya disebuah jalan di Makkah.
Betapa kuatnya pengaruh puisi diatas bagi seorang As Saqthiy sehingga ia ingin agar Al Junaid juga tahu akan apa yang dia dengar dari pengembala kambing itu. Dia berangapan bahwa orang lain pun sangat layak mendengar apa yang ia dengar itu.
Ada banyak orang yang memiliki tabiat kasar dan pemahaman yang rendah. Sebagian nereka, saat mendengar kalimat seperti diatas, selalu tak nyaman. Tidak heran jika mereka melarang orang lain untuk mendengarkan bait-bait syair dan senandung, karena mereka hanya membawa kata-kata itu pada tujuan-tujuan hawa nafsu. Al Junaid dan As Saqthiy adalah orang yang perlu kita tiru. Jika kita melihat kedua orang itu, maka akan kita saksikan bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi dan mengerti apa yang sedang ia dengar, karena mereka selalu melihat sisi yang berbeda. Itulah yang membedakan mereka dengan orang-orang yang berwatak kasar, mengingkari ungkapan-ungkapan seperti itu karena tidak memahami maknanya.
Mereka yang arif dapat mengabil pelajaran dari makna yang terdalam dalam kata-kata seperti diatas. Ia seperti sedang berbicara dengan kekasihnya dengan makna bait diatas, “Aku menangis karena rasa khawatir Engkau palingkan wajah-Mu dan engkau menjauh dari-Ku.” Itulah sisi lain yang ditangkap As Saqhtiy.
Kesadaran rohaninya yang begitu tinggi langsung hidup ketika mendengarkan ungkapan itu pertama kali. Sehingga dapat mengambilnya sebagai suatu yang penting yang tersirat dari apa yang dikatakan oleh orang-orang awam, sekalipun.
Ibnu Aqil juga pernah menuliskan sebuah senandung kepada para syaikh terkemuka yang ia dengar dari seorang wanita. Senandung itu adalah, “Kucuci ia sepanjang malam. Kupijit ia sepanjang hari. Ia keluar mencari selain diriku. Jatuhlah ia ditanah yang kotor.” Selintas kita mungkin menangkapnya sebagai sebuah rintihan dari seorang wanita yang ditinggal suaminnya lalu mencari kesenangan dengan wanita-wanita lain yang bermoral rendah. Tapi ibnu aqil menangkapnya dari sisi lain yang maknannya, “ wahai hamba-Ku, Aku telah sempurnakan ciptaanmu, Aku telah perbaiki seluruh urusanmu, dan aku sempurnakan bentuk tubuhmu, namun engkau hadapkan wajahmu kepada selain diriku. Cobalah engkau lihat apa akibat yang menimpamu jika engkau menentang-Ku.”
Sungguh sebuah perasaan yang halus yang lahir dari sebuah kejernihan dan kebeningan mata hati karena selalu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda. sbr tbw
Sabtu, 27 Maret 2010
Hidup Adalah Perjuangan....lanjutan
Perjuangan dalam Menemukan Hikmah-hikmah yang Tersembunyi
Akal punya kecenderungan untuk tahu, antara lain mengumpulkan pengetahuan tentang hikmah yang datang dari Allah sang Maha Pencipta. Karena akal ini, memang seringkali tidak mengerti akibat atau dampak dari pengrusakan terhadap sesuatu,. Karena itu, syetan seringkali mempergunakan celah itu untuk mengoda kita lalu berkata, “Apa hikmah dibalik semua itu,” untuk mengugat hak, kebijakan dan kehendak allah terhadap sesuatu.
Kita memang harus tetap berhati-hati agar tidak sampai terpedaya. Karena kita sendiri telah membaca dalil-dalil yang nyata betapa teraturnya dan rapinya ciptaan yang mengambarkan sifat bijaksananya Sang Pencipta Alam semesta. Jika kita tidak mampu menangkap hikmah, bukan berarti hikmah itu tidak ada, namun semua itu disebabkan kelemahan daya tangkap kita sendiri. Maka disinilah pentingnya betapa kita harus senantiasa melihat sisi lain dari sesuatu, tanpa harus memaksakan kehendak karena memang kita punya keterbatasan dalam melihat sesuatu. Karena ilmu Allah yang maha luas itu hanya diberikan kepada kita dalam jumlah yang sangat terbatas.
Dari sekian banyak peristiwa atau kejadian yang kita lewati sepanjang perjalan hidup ini, tidak sedikit diantaranya yang berakhir dan berujung pada sesuatu yang tidak sesuai dengan prediksi keilmuan atau pengalaman kita menangani dan menyelesaikan masalah. Selalu saja ada hal-hal yang baru mengejutkan, menyentak kesadaran, diluar dugaan kita. Karena itu, sekali lagi kita perlu melihat persoalan dari sudut pandang yang berbeda, agar hikmah-hikmah itu sebagiannya terungkap dan agar kita tidak kecewa dengan hasil akhir yang mungkin tidak sesuai dengan harapan kita, karena terlalu mengharapkan muncul keberuntungan dari satu sisi saja.
Hikmah memang selalu berada jauh di belakang peristiwa, tersembunyi, sulit diraba, tetapi selalu dapat disimpulkan oleh akal setelah hikmah itu muncul. Karena itu kita sering dianjurkan untuk bersabar manakala kecewa atau sedih dengan kegagalan yang baru saja datang. “ Semua ada hikmahnya,” Begitu nasehat yang sering kita terima, tentu hikmah itu akan kita lihat jika kita berani mengarahkan pandangan kita pada sisi yang berbeda.
(sb tarbawi)
Akal punya kecenderungan untuk tahu, antara lain mengumpulkan pengetahuan tentang hikmah yang datang dari Allah sang Maha Pencipta. Karena akal ini, memang seringkali tidak mengerti akibat atau dampak dari pengrusakan terhadap sesuatu,. Karena itu, syetan seringkali mempergunakan celah itu untuk mengoda kita lalu berkata, “Apa hikmah dibalik semua itu,” untuk mengugat hak, kebijakan dan kehendak allah terhadap sesuatu.
Kita memang harus tetap berhati-hati agar tidak sampai terpedaya. Karena kita sendiri telah membaca dalil-dalil yang nyata betapa teraturnya dan rapinya ciptaan yang mengambarkan sifat bijaksananya Sang Pencipta Alam semesta. Jika kita tidak mampu menangkap hikmah, bukan berarti hikmah itu tidak ada, namun semua itu disebabkan kelemahan daya tangkap kita sendiri. Maka disinilah pentingnya betapa kita harus senantiasa melihat sisi lain dari sesuatu, tanpa harus memaksakan kehendak karena memang kita punya keterbatasan dalam melihat sesuatu. Karena ilmu Allah yang maha luas itu hanya diberikan kepada kita dalam jumlah yang sangat terbatas.
Dari sekian banyak peristiwa atau kejadian yang kita lewati sepanjang perjalan hidup ini, tidak sedikit diantaranya yang berakhir dan berujung pada sesuatu yang tidak sesuai dengan prediksi keilmuan atau pengalaman kita menangani dan menyelesaikan masalah. Selalu saja ada hal-hal yang baru mengejutkan, menyentak kesadaran, diluar dugaan kita. Karena itu, sekali lagi kita perlu melihat persoalan dari sudut pandang yang berbeda, agar hikmah-hikmah itu sebagiannya terungkap dan agar kita tidak kecewa dengan hasil akhir yang mungkin tidak sesuai dengan harapan kita, karena terlalu mengharapkan muncul keberuntungan dari satu sisi saja.
Hikmah memang selalu berada jauh di belakang peristiwa, tersembunyi, sulit diraba, tetapi selalu dapat disimpulkan oleh akal setelah hikmah itu muncul. Karena itu kita sering dianjurkan untuk bersabar manakala kecewa atau sedih dengan kegagalan yang baru saja datang. “ Semua ada hikmahnya,” Begitu nasehat yang sering kita terima, tentu hikmah itu akan kita lihat jika kita berani mengarahkan pandangan kita pada sisi yang berbeda.
(sb tarbawi)
Kamis, 25 Maret 2010
Hidup Adalah Perjuangan....lanjutan
SISI POSITIF DARI PERJUANGAN YANG SELALU MELIHAT DARI SISI YANG BERBEDA
Sampai sejauh usia kita sekarang ini, telah ada begitu banyak masalah yang kita temui, telah ada setumpuk peristiwa yang kita saksikan, telah ada segudang cobaan yang kita terima. Dan masih akan muncul segudang lagi masalah, peristiwa, dan cobaan yang akan mengiringi hidup ini, yang entah kapan akan berakhir.
Perjalanan hidup yang tidak pernah sepi dari masalah ini selalu membutuhkan perjuangan , terkadang terasa begitu berat bagi sebagian kita, hingga ada yang melakukan tindakan-tindakan diluar kewajaran; menyakiti orang lain, merampas haknya, keluh kesah yang tiada habis, hingga tindakan bunuh diri bagi orang yang gelap mata dan gelap iman.
Hal itu tidak berlebihan jika kita katakan bahwa seringkali penyebabnya karena kita hanya berani hidup dengan satu mata, satu cara pandang. Tidak lebih dari itu. Kita tidak punya pandangan yang cukup untuk melihat dari sisi yang berbeda. Padahal jika kita membiasakan diri untuk melihat dari banyak sudut arah, maka ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan. Manfaat dan keuntungan itu antara lain bisa kita lihat dari beberapa hal berikut.
Perjuangan Yang Melahirkan Keteguhan Hati dan Kekuatan Jiwa
Siapapun kita, pasti pernah merasakan sakit atau tertimpa sesuatu yang membuat kita sedih dan bermuram durja. Sebagai manusia hendaknya kita tidak kaget dengan datangnya penyakit atau kematian sekalipun, meskipun mungkin secara naluri perasaan kaget itu tidak bias dihindari. Yang patut dilakukan adalah bersabar sedapat mungkin , dengan harapan agar kita mendapatkan balasan dari apa yang kita derita, atau tumbuhnya kerelaan dan keikhlasan dalam menghadapi takdir. Karena semua itu hanyalah bersifat sementara, dan setelah itu semuanya akan berlalu.
Setiap musibah akan lenyap segera dan akan berganti dengan balasan atas kesabaran kita. Sebagaimana pula kenikmatan-kenikmatan yang terlarang yang mungkin pernah kita kerjakan, semua akan sirna dan yang tersisa adalah dosa.
Kematian hanyalah akhir dari rasa sakit yang kian bertambah dan tidak tertahankan oleh jiwa, namun setelah itu ia pergi dan menghilang. Maka orang yang sakit hendaknya membayangkan hadirnya perasaan tenang setelah roh pergi terlepas dari jasadnya, akan muncul keringanan dari rasa berat yang menimpanya, sebagaimana ia membayangkan kesehatan setelah meminum-minuman yang sangat pahit. Sangatlah tidak bijak bagi manusia untuk menyebut –nyebut kehancuran badannya, sebab itu hanyalah menyangkut dengan jasad yang menjadi tumpangan, sedangkan ruh ada didalam surga dan neraka sebelum hari kebangkitan.
Sabar adalah salah satu perjuangan dalam menghadapi penderitaan, mungkin menurut kita hanya sekadar pemanis yang semua orang gampang untuk mengucapkannya, namun begitu berat untuk direalisasikan. Namun hal itu tidak akan terjadi jika kita mau melihat setiap keadaan lebih dari satu sudut pandang. Ia tidak hanya akan melahirkan kesabaran, tetapi akan melahirkan kekuatan jiwa dan keteguhan hati untuk siap berjuang menghadapi penderitaan yang lebih sulit sekalipun.
Tidak hanya itu, ia akan menjadi manusia yang bijaksana yang selalu memperhatikan bagimana seharusnya menambah sebelum semuannya ditutup karena penderitaan yang menimpanya. Ia akan menjadi orang yang bahagia yang bias mengunakan masa-masa sehatnya untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya, kemudian berusaha sekuat mungkin meningkatkan kebaikan setiap saat. Ia selalu sadar bahwa usia adalah pendek sedangkan kebaikan sangatlah banyak. Dan ia senantiasa bersegera berjuang mengejar kebaikan itu.
Keyakinan akan datang hari-hari penuh kesenangan setelah berjuang dari kesusahan dan kesedihan, adalah buah dari kecerdasan dari melihat persoalan dari sisi yang lain. Baginya seluruh kesulitan yang menimpa akan terasa ringan karena selalu menghayalkan kinikmatan yang abadi yang didapatkan setelah penderitaan dan kesusahan berlalu.
Sampai sejauh usia kita sekarang ini, telah ada begitu banyak masalah yang kita temui, telah ada setumpuk peristiwa yang kita saksikan, telah ada segudang cobaan yang kita terima. Dan masih akan muncul segudang lagi masalah, peristiwa, dan cobaan yang akan mengiringi hidup ini, yang entah kapan akan berakhir.
Perjalanan hidup yang tidak pernah sepi dari masalah ini selalu membutuhkan perjuangan , terkadang terasa begitu berat bagi sebagian kita, hingga ada yang melakukan tindakan-tindakan diluar kewajaran; menyakiti orang lain, merampas haknya, keluh kesah yang tiada habis, hingga tindakan bunuh diri bagi orang yang gelap mata dan gelap iman.
Hal itu tidak berlebihan jika kita katakan bahwa seringkali penyebabnya karena kita hanya berani hidup dengan satu mata, satu cara pandang. Tidak lebih dari itu. Kita tidak punya pandangan yang cukup untuk melihat dari sisi yang berbeda. Padahal jika kita membiasakan diri untuk melihat dari banyak sudut arah, maka ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan. Manfaat dan keuntungan itu antara lain bisa kita lihat dari beberapa hal berikut.
Perjuangan Yang Melahirkan Keteguhan Hati dan Kekuatan Jiwa
Siapapun kita, pasti pernah merasakan sakit atau tertimpa sesuatu yang membuat kita sedih dan bermuram durja. Sebagai manusia hendaknya kita tidak kaget dengan datangnya penyakit atau kematian sekalipun, meskipun mungkin secara naluri perasaan kaget itu tidak bias dihindari. Yang patut dilakukan adalah bersabar sedapat mungkin , dengan harapan agar kita mendapatkan balasan dari apa yang kita derita, atau tumbuhnya kerelaan dan keikhlasan dalam menghadapi takdir. Karena semua itu hanyalah bersifat sementara, dan setelah itu semuanya akan berlalu.
Setiap musibah akan lenyap segera dan akan berganti dengan balasan atas kesabaran kita. Sebagaimana pula kenikmatan-kenikmatan yang terlarang yang mungkin pernah kita kerjakan, semua akan sirna dan yang tersisa adalah dosa.
Kematian hanyalah akhir dari rasa sakit yang kian bertambah dan tidak tertahankan oleh jiwa, namun setelah itu ia pergi dan menghilang. Maka orang yang sakit hendaknya membayangkan hadirnya perasaan tenang setelah roh pergi terlepas dari jasadnya, akan muncul keringanan dari rasa berat yang menimpanya, sebagaimana ia membayangkan kesehatan setelah meminum-minuman yang sangat pahit. Sangatlah tidak bijak bagi manusia untuk menyebut –nyebut kehancuran badannya, sebab itu hanyalah menyangkut dengan jasad yang menjadi tumpangan, sedangkan ruh ada didalam surga dan neraka sebelum hari kebangkitan.
Sabar adalah salah satu perjuangan dalam menghadapi penderitaan, mungkin menurut kita hanya sekadar pemanis yang semua orang gampang untuk mengucapkannya, namun begitu berat untuk direalisasikan. Namun hal itu tidak akan terjadi jika kita mau melihat setiap keadaan lebih dari satu sudut pandang. Ia tidak hanya akan melahirkan kesabaran, tetapi akan melahirkan kekuatan jiwa dan keteguhan hati untuk siap berjuang menghadapi penderitaan yang lebih sulit sekalipun.
Tidak hanya itu, ia akan menjadi manusia yang bijaksana yang selalu memperhatikan bagimana seharusnya menambah sebelum semuannya ditutup karena penderitaan yang menimpanya. Ia akan menjadi orang yang bahagia yang bias mengunakan masa-masa sehatnya untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya, kemudian berusaha sekuat mungkin meningkatkan kebaikan setiap saat. Ia selalu sadar bahwa usia adalah pendek sedangkan kebaikan sangatlah banyak. Dan ia senantiasa bersegera berjuang mengejar kebaikan itu.
Keyakinan akan datang hari-hari penuh kesenangan setelah berjuang dari kesusahan dan kesedihan, adalah buah dari kecerdasan dari melihat persoalan dari sisi yang lain. Baginya seluruh kesulitan yang menimpa akan terasa ringan karena selalu menghayalkan kinikmatan yang abadi yang didapatkan setelah penderitaan dan kesusahan berlalu.
Selasa, 23 Maret 2010
Hidup Adalah Perjuangan
Makhluk hidup merupakan makhluk yang diciptakan Oleh Yang Kuasa, begitu juga dengan manusia, manusia adalah makhluk yang paling mulia di sisi-Nya, kenapa demikian?, karena setelah Manusia diciptakan Oleh Yang Maha Esa, Allah SWT berseru kepada para malaikat untuk serta-merta bersujud kepada Adam AS, tetapi iblis berpaling akan seruan tersebut, iblis enggan untuk bersujud di depan Adam AS dengan angkuhnya.
Kita hidup di dunia ini hanyalah sementara, dan dunia bagi seorang mukmin adalah suatu terminal yang akan membawa mereka ke final place yaitu surga, untuk menuju ke surga tentu tidak mudah, banyak persyaratan yang harus kita lakukan, begitu juga rintangan yang harus kita hadapi. Dunia adalah perjuangan yang penuh ranjau bagi kita. Perjuangan atau usaha yang ada di Dunia akan membuahkan hasil , baik dari hal yang terkecil hingga ke hal yang terbesar, balasan tersebut akan kita miliki di Dunia dan Akhirat apabila usaha yang kita perjuangkan didasarkan dengan niat lillahi ta’ala, insya Allah...
Kemauan dan niat juga harus lebih dikobarkan, karena bukanlah perjuangan apabila seseorang tidak memiliki kemauan dan niat yang ikhlas untuk berjuang. Pertanyaannya sekarang adalah kenapa kita harus berjuang, kok tidak enjoy dan cuek saja?, tentu apabila kita tidak lekas berjuang untuk menuju keberuntungan atau keselamatan kita akan dimusnahkan dengan waktu, maksud dimusnahkan disini adalah waktulah yang menjadikan kita ornag-orang yang merugi, kewaspadaan akan waktu sangatlah penting, karena dengan waktu bisa menggiring kita ke sisi positif, dan juga ke sisi yang negative, semua itu tergantung kita bagaimana memanfatkan waktu tersebut.
Hidup, masa atau waktu yang diridhoi Allah SWT adalah hidup yang tidak sia-sia atau tidak mubadzir, untuk menjadikan waktu kita lebih bermanfaat tentu ada perjuangannya, perjuangan disini bisa diartikan pengorbanan, kita mengorbankan kesenangan sesaat yang bersifat duniawi agar hidup yang diamanahkan Oleh-Nya menjadi hidup bermakna. Kita bisa melihat dari beberapa ayat suci Al Quran yang menunjukkan bahwa pentingnya memahami waktu, seperti wal ‘ashri, wal fajri, wal laily, wad dhuhah dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, di dalam Alquran Allah beriqrar atau bersumpah dengan atas nama waktu.
Hidup di dunia ini bagaikan roda yang apabila dia begerak roda tersebut akan berputar terus menerus, disitulah kita bisa mengambil perumpamaan bahwasanya tidak selamanya manusia itu hidup dengan menduduki posisi teratas, suatu saat kita bisa jatuh ke derajat yang paling bawah, dan juga sebaliknya, yang demikian itu seperti roda berputar.Dan kerjakanlah sesuatu untuk dunia mu seolah-olah engkau akan hidup selamanya, dan kerjakanlah sesuatu (beribadah) untuk akhirat mu seolah-olah engkau mati esok hari.
Keistiqomahan di dalam menjaga waktu yang bermanfaat memang tidak mudah untuk dilakukan, karena selalu ada godaan-godaan syaitan yang terkutuk untuk merusak semua aktifitas kita yang tergolong diridhoi Allah SWT, kita sering membuat rencana pada waktu tertentu untuk melakukan kebaikan tetapi ada saja yang menghalangi atau menghambat kita untuk mencapainya, di kondisi seperti itu juga lah kesabaran dan keikhlasan kita dicoba. Kesabaran dalam menghadapi ujian akan memberikan alternative dalam bentuk ide untuk menyiasati hal tersebut, bukankah dibalik semua kesulitan ada kemudahan, begitulah hukum alam yang terjadi di dunia ini.
Perjuangan dalam menjalankan hidup merupakan perjuangan yang tidak semua orang sukses untuk melakukannya, karena kita manusia diberikan kelebihan masing-masing, memang Allah SWT adalah Rob Yang Maha Adil, akan tetapi tidak semua makhluknya, khususnya manusia mengetahui potensi yang dimilikinya, untuk mengetahui potensi haruslah melalui usaha dan pengalaman, karena disaat kita berusaha dalam melakukan sesuatu, disitulah kita mengenal apa yang mudah kita lakukan dan sebaliknya yang sulit untuk kita lakukan, begitu juga dengan adanya pengalaman, dengan pengalaman kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah kita alami sebelumnya, hingga kita tidak terjatuh atau merugi untuk kedua kalinya dalam hal yang sama.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an : sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga kaum tersebut mau merubah dirinya sendiri, ayat tersebut telah memvonis semua sosok manusia yang ada di dunia ini pabila menginginkan kebaikan lazimnya harus dimulai dari diri sendiri, kemudian barulah Allah SWT memberikan pertolongannya kepada kaum tersebut, walaupun usaha perubahan tersebut tidak begitu dahsyat atau masksimal. Dan perlu kita ketahui bahwasannya apa yang telah ditetapkan oleh Allah adalah pilihan atau keputusan yang terbaik bagi kita, jadi alangkah mulianya kita sebagai hamba Allah yang selalu berbaik sangka pada-Nya. BERSAMBUNG!!!
Kita hidup di dunia ini hanyalah sementara, dan dunia bagi seorang mukmin adalah suatu terminal yang akan membawa mereka ke final place yaitu surga, untuk menuju ke surga tentu tidak mudah, banyak persyaratan yang harus kita lakukan, begitu juga rintangan yang harus kita hadapi. Dunia adalah perjuangan yang penuh ranjau bagi kita. Perjuangan atau usaha yang ada di Dunia akan membuahkan hasil , baik dari hal yang terkecil hingga ke hal yang terbesar, balasan tersebut akan kita miliki di Dunia dan Akhirat apabila usaha yang kita perjuangkan didasarkan dengan niat lillahi ta’ala, insya Allah...
Kemauan dan niat juga harus lebih dikobarkan, karena bukanlah perjuangan apabila seseorang tidak memiliki kemauan dan niat yang ikhlas untuk berjuang. Pertanyaannya sekarang adalah kenapa kita harus berjuang, kok tidak enjoy dan cuek saja?, tentu apabila kita tidak lekas berjuang untuk menuju keberuntungan atau keselamatan kita akan dimusnahkan dengan waktu, maksud dimusnahkan disini adalah waktulah yang menjadikan kita ornag-orang yang merugi, kewaspadaan akan waktu sangatlah penting, karena dengan waktu bisa menggiring kita ke sisi positif, dan juga ke sisi yang negative, semua itu tergantung kita bagaimana memanfatkan waktu tersebut.
Hidup, masa atau waktu yang diridhoi Allah SWT adalah hidup yang tidak sia-sia atau tidak mubadzir, untuk menjadikan waktu kita lebih bermanfaat tentu ada perjuangannya, perjuangan disini bisa diartikan pengorbanan, kita mengorbankan kesenangan sesaat yang bersifat duniawi agar hidup yang diamanahkan Oleh-Nya menjadi hidup bermakna. Kita bisa melihat dari beberapa ayat suci Al Quran yang menunjukkan bahwa pentingnya memahami waktu, seperti wal ‘ashri, wal fajri, wal laily, wad dhuhah dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, di dalam Alquran Allah beriqrar atau bersumpah dengan atas nama waktu.
Hidup di dunia ini bagaikan roda yang apabila dia begerak roda tersebut akan berputar terus menerus, disitulah kita bisa mengambil perumpamaan bahwasanya tidak selamanya manusia itu hidup dengan menduduki posisi teratas, suatu saat kita bisa jatuh ke derajat yang paling bawah, dan juga sebaliknya, yang demikian itu seperti roda berputar.Dan kerjakanlah sesuatu untuk dunia mu seolah-olah engkau akan hidup selamanya, dan kerjakanlah sesuatu (beribadah) untuk akhirat mu seolah-olah engkau mati esok hari.
Keistiqomahan di dalam menjaga waktu yang bermanfaat memang tidak mudah untuk dilakukan, karena selalu ada godaan-godaan syaitan yang terkutuk untuk merusak semua aktifitas kita yang tergolong diridhoi Allah SWT, kita sering membuat rencana pada waktu tertentu untuk melakukan kebaikan tetapi ada saja yang menghalangi atau menghambat kita untuk mencapainya, di kondisi seperti itu juga lah kesabaran dan keikhlasan kita dicoba. Kesabaran dalam menghadapi ujian akan memberikan alternative dalam bentuk ide untuk menyiasati hal tersebut, bukankah dibalik semua kesulitan ada kemudahan, begitulah hukum alam yang terjadi di dunia ini.
Perjuangan dalam menjalankan hidup merupakan perjuangan yang tidak semua orang sukses untuk melakukannya, karena kita manusia diberikan kelebihan masing-masing, memang Allah SWT adalah Rob Yang Maha Adil, akan tetapi tidak semua makhluknya, khususnya manusia mengetahui potensi yang dimilikinya, untuk mengetahui potensi haruslah melalui usaha dan pengalaman, karena disaat kita berusaha dalam melakukan sesuatu, disitulah kita mengenal apa yang mudah kita lakukan dan sebaliknya yang sulit untuk kita lakukan, begitu juga dengan adanya pengalaman, dengan pengalaman kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah kita alami sebelumnya, hingga kita tidak terjatuh atau merugi untuk kedua kalinya dalam hal yang sama.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an : sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga kaum tersebut mau merubah dirinya sendiri, ayat tersebut telah memvonis semua sosok manusia yang ada di dunia ini pabila menginginkan kebaikan lazimnya harus dimulai dari diri sendiri, kemudian barulah Allah SWT memberikan pertolongannya kepada kaum tersebut, walaupun usaha perubahan tersebut tidak begitu dahsyat atau masksimal. Dan perlu kita ketahui bahwasannya apa yang telah ditetapkan oleh Allah adalah pilihan atau keputusan yang terbaik bagi kita, jadi alangkah mulianya kita sebagai hamba Allah yang selalu berbaik sangka pada-Nya. BERSAMBUNG!!!
Senin, 22 Maret 2010
PALESTINA KEMBALI BERGELORA
Palestina kembali menjadi ajang bombardir peralatan canggih yahudi laknatullah. Mari kita doakan saudara kita mujahid palestina. doa Qunut Nazilah pada saat salat subuh.
Langganan:
Postingan (Atom)